Raja Sonang dan Raja Humirtap adalah anak dari Raja Amparhutala. Walau satu garis keturunan namun hubungan saudara itu tidak langsung mengeratkan hubungan diantara keduanya hingga terus ke keturunannya. Hubungan persaudaraan itu dibatasi oleh sumpah dari zaman nenek moyang yang menyatakan tidak boleh bersatu antara kedua keturunan.
Banyak cerita unik antara percaya atau tidak atau benar-benar terjadi atau tidak, bila keturunan keduanya bertemu banyak hal ganjil dan aneh sering terjadi seperti ular-ular yang tiba-tiba banyak muncu di atas fery penyeberangan di Parapat. Setelah dicari tau penyebabnya ternyata karena ada keturunan Raja Sonang dan Keturunan Raja Humirtap yang satu fery. Dan masih banyak cerita aneh lainnya.
Tapi untuk saat ini cerita itu sepertinya sudah tidak berlaku lagi, karena pada dasarnya hubungan kedua keturunan telah disatukan di tahun 1989. Seperti yang saya kutip dari Harian Sinar Indonesia Baru terbitan Tahun 13 mei 1989 seperti berikut :
Keturunan toga pandiangan, kini bersatu setelah lebih kurang 500 tahun putus hubungan, tersekat amanah (tona) nenek moyang, mulai dari keturunan Raja Humirtap dan keturunan Raja Sonang.
Keturunan Toga Pandiangan meliputi marga-marga Solin, Sebayang Karo, Selian, Pandiangan, Gultom, Samosir/Harianja, Pakpahan dan Sitinjak, kini bersatu dalam wadah Persatuan Toga Pandiangan & Boru. Persatuan itu termanifestasikan saat lebih kurang 150 utusan pengetua keturunan Raja Humirtap ziarah ke makam Raja Sonang di Rianiate Desa Gonting Kecamatan Onantunggu (Samosir) 12 februari 1989. pada acara ziarah itu, para utusan Raja Humirtap disambut gembiraratusan orang keturunan si Raja Sonang dan ikut bersama-sama ziarah. Seusai ziarah, utusan keturunan Raja Humirtap dan beberapa pengetua keturunan Raja Sonang makan bersama dan menari di rumah A Antus Pakpahan di Sosor Batu Pakpahan.
Pada kesempatan itu, juga diadakan doa bersama dipimpin ketua umum Persatuan Toga Pandiangan & Boru Laum P.Gultom dan manyampaikan kata-kata sambutan diutus O Morsa Gultom, A Rudolf Gultom, A Antus Pakpahan, A Flores Samosir, A Rus Samosir, A Belgi Harianja, O Sadarmi Sitinjak dan JB Simamora mewakili Boru. Pada umumnya, kata-kata sambutan menyatakan bahwa keturunan si Raja Sonang (Gultom, Samosir, Harianja, Pakpahan, dan Sitinjak bersedia bersatu dengan keturunan Raja Humirtap dengan menghilangkan kata-kata pemisah.
Persatuan keturunan Toga Pandiangan & Boru (PTPB) terwujudkan pula pada pendirian Tugu Toga Pandiangan di Urat Samosir yang direncanakan pesta peresmiannya 26,27 dan 28 Juni 1989.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar